BLANTERORIONv101

Problem Teks Antara Matius 8:28–34; Markus 5:1–20; dan Lukas 8:26–39

4 November 2022
Penyembuhan orang yang kerasukan diceritakan dalam ketiga Injil sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas). Dalam setiap kitab terdapat varian bacaan yang mengacu pada lokasi, tempat dimana mujizat itu terjadi. Matius menyatakan bahwa lokasi penyembuhan kerasukan itu terjadi di daerah orang Gadara. Namun, Markus dan Lukas mengatakan itu di daerah—tanah orang Gerasa.1 Manakah yang benar? Mengapa terdapat tiga variasi tulisan, khususnya nama tempat/lokasi dari penyembuhan tersebut (Gadarenes, Gerasenes dan Gergesenes2)? Apakah terjadi kesalahan penyalinan?

Keterangan dari saksi-saksi teks untuk varian tersebut adalah sebagai berikut:


Gerasa

Mari kita lihat terlebih dahulu perubahan yang dibuat oleh Matius dalam narasi Markus. Baginya cerita terjadi di dekat Gadara, tidak lagi di wilayah Gerasa. Keduanya adalah kota terkenal di Dekapolis.3 Gerasa (sekarang menjadi kota Jerash di Yordania) terletak lebih dari 30 mil di sebelah tenggara dari Danau Galilea4 dan kemungkinan merupakan daerah yang paling kecil dari antara ketiganya.5

Narasi Markus dan Lukas memberi tahu kita bahwa babi-babi itu terletak di tepi jurang dan bahwa “kawanan babi itu ... bergegas terjun dari tepi jurang ke dalam danau” (Mrk 5:13 – catatan Lukas hampir sama). Jika Anda mengetahui geografi Laut Galilea, hampir seluruhnya dikelilingi oleh perbukitan, dan beberapa di antaranya cukup curam. Menafsirkan referensi “tepi jurang” menjadi sebuah kesulitan bagi catatan Markus dan Lukas.

Jika Markus dan Lukas memilih lokasi dari peristiwa ini berlangsung di Gerasa, maka babi-babi itu harus berlari bermil-mil jauhnya dari daerah Gerasa sampai terjun ke danau itu sendiri. Hampir tidak mungkin hal ini terjadi, dan dapat dipastikan bahwa Yesus tidak berlayar sejauh tiga puluh enam mil ke daratan6 yang membutuhkan waktu dua hari perjalanan.7


Gadara

Wilayah lain dari kota Dekapolis yaitu Gadara (Um-Qais nama sekarang di Yordania) hanya berjarak 5 mil disebelah tenggara Danau Galilea8 yang wilayahnya berdiri di antara daerah Gerasa dan danau Galilea. Gadara yang dituliskan Matius adalah pusat kota dari Gadarenes.9 Josephus menjelaskan bahwa wilayah Gadara mencapai tepi danau:
desa-desa Gadaren… kebetulan terletak di perbatasan antara Tiberias dan wilayah Scythopolitans.10 
Perhatikan peta di bawah ini:


Tetapi mari perhatikan, sangat menarik di sini Matius 8:30 mencatat “Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan.” Bagian ini tidak memberikan informasi terkait lereng gunung atau bukit seperti dalam Markus dan Lukas. Matius hanya mencatat “tidak jauh dari mereka”.
  • Dalam Lexicon BDAG: berada jauh dari seseorang atau sesuatu.11
  • Dalam Lexicon Louw-Nida: posisi pada jarak yang relative jauh dari posisi lain—far, at a distance, some distance away, far away.12
  • Sementara Newman dan Stine menerjemahkan: tampaknya pada jarak tertentu tidak menunjukkan jarak yang jauh, karena kawanan babi dapat dilihat.13
Bagi Luz, lokasi Gadara kemungkinan lebih cocok dari pada informasi tepi jurang di Gerasa.14 Luz menganggap bahwa Matius mengoreksi teks Markus sesuai dengan pengetahuan geografisnya tanpa mempertimbangkan "kota" mana di tanah orang Gadaren yang dimaksud. Kemungkinan besar ia menganggap orang Gadaren sebagai orang bukan Yahudi tidak hanya para gembala disana tetapi juga penduduk kota.15

Matius merasa terdorong untuk mengubah lokasi dimana peristiwa ini terjadi agar terlihat lebih realistis. Mengingat bukit-bukit Gadara yang mengarah ke Danau dengan jarak yang hanya sekitar 5 mil jauhnya dari tepi danau.16 Namun Origen keberatan dengan Gadara karena tidak ada danau atau tepian yang menjorok di sana.17

Bagaimana dengan Gergesa?

Gergesa

Origenes lebih menyukai Gergesa—berasal dari nama Gergesenes yang merupakan sebuah kota kuno disekitar danau yang sekarang disebut Tiberias. Terdapat tebing di samping danau tersebut dimana merujuk pada peristiwa penyembuhan kerasukan ini.18 Gergesenes merupakan sebutan untuk penduduk Gadara dan atau wilayah penduduk Gadara.19 Gergesa yang dikenal dengan Kursi juga dirujuk oleh beberapa sarjana:
  • …. sebuah situs bernama Khersa (atau Kursi) di antara tebing yang menghadap ke danau—situs “tradisional”, tetapi dengan sedikit argumen yang mendukungnya.20
  • Sebuah penelitian arkeologi pada tahun 1972 dan September 2001 yang merujuk lokasi Gergesa-Kursi.21
  • jika Gergesa diidentifikasi dengan benar dengan Kursi, yang berada di dataran tinggi di tepi timur Laut Galilea, maka Gergesa paling masuk akal secara geografis.22
Secara geografis tentu Gergesa lebih cocok daripada Gerasa atau Gadara karena letak geografinya sangat curam, dekat dengan tepi danau, dan agak di seberang danau dari Kapernaum. Dan sekitar satu mil lebih jauh ke selatan ada lereng yang cukup curam dalam jarak sekitar empat puluh meter dari pantai.23





Meski William Barclay berkomentar perbedaan lokasi itu semata-mata karena mereka yang menyalin naskah-naskah itu tidak cukup mengenal Palestina untuk memastikan di mana kejadian ini sebenarnya terjadi,24 namun saya merasa perbedaan lokasi disini bukanlah kesalahan transmisi teks.

Lantas bagaimana masalah ini muncul? Apakah pengetahuan Markus tentang Dekapolis goyah? Apakah dia baru saja menusuk lokasi yang tampaknya mungkin berdasarkan apa yang dia dengar di suatu tempat?

Markus berfokus pada poin teologis “Yesus Anak Allah Yang Maha Tinggi”, karena sejak awal, cerita tersebut menggambarkan kuasa dan kendali Yesus atas seseorang yang disiksa dan dikendalikan oleh kekuatan jahat. Yesus tidak hanya memiliki kekuatan dan otoritas untuk menaklukkan kekuatan alam yang kacau, seperti yang terlihat dalam cerita sebelumnya, tetapi dia memiliki kekuatan sebagai “Anak Allah Yang Mahatinggi” atas kekuatan iblis yang membelenggu manusia.25

Beberapa tahun kemudian, Matius, menggunakan Markus sebagai sumber untuk Injilnya sendiri dan mencoba untuk “memperbaiki” lokasi peristiwa itu. Dia menangani masalah yang tersisa dengan menempatkan kawanan babi itu "jauh" daripada di lereng bukit di sebelah danau. Sekitar 150 tahun kemudian Origen datang dan mengetahui bahwa upaya perbaikan Matius tidak terbantahkan, dengan memindahkan lokasi tersebut ke Gergesa. Bukankah Injil Sinoptik itu saling melengkapi? Solideo Gloria.

Simon Ganesa

Tulisan ini terbuka untuk dikoreksi, silahkan meninggalkan komentar pada kolom komentar. Terima kasih

                                              


1Bacaan Alkitab diambil dalam versi terjemahan baru LAI.


2Donald. A. Hagner, Word Biblical Commentary Volume 33A Matthew 1-13 (Dallas: Word Book Publisher, 1993), 224.
 
3Ulrich Luz, Matthew: A Commentary, peny., Helmut Koester, Hermeneia—a Critical and Historical Commentary on the Bible (Minneapolis, MN: Augsburg, 2001), 23.
 
4Bruce M. Metzger, A Textual Commentary On The Greek New Testament, United Bible Societies (German: Biblia-Druck GmbH Stuttgart, 1971), 23.
 
5Ibid.

6William Barclay, The Gospel Of Matthew - Volume 1 Chapters 1-10 (Philadelphia: Westminster John Knox Press, 1976), 320.

7Robert A. Guelich, Biblical Commentary Volume 34A Mark 1–8:26 (Dallas: Word Books Publisher, 1989), 275.

8Bruce M. Metzger, A Textual Commentary On The Greek New Testament, 23.

9https://biblicalhistoricalcontext.com/gospels/gerasa-gadara-gergesa-from-where-did-the-pigs-stampede/#fn:4

10Steve Mason, Flavius Josephus Translation and Commentary: Life Of Josephus (Leiden: Brill, 2001), 47.

11Bauer-Danker, Greek-English Lexicon Of The New Testament (BDAG) dari Bibleworks 10.

12Louw-Nida, Greek-English Lexicon Of The New Testament dari Bibleworks 10.

13Barclay Moon Newman and Philip C. Stine, A Handbook on the Gospel of Matthew, UBS Handbook Series (New York: United Bible Societies, 1988), 248.

14Ulrich Luz, Matthew: A Commentary, peny., Helmut Koester, Hermeneia—a Critical and Historical Commentary on the Bible (Minneapolis, MN: Augsburg, 2001), 23.

15Ibid.

16https://biblicalhistoricalcontext.com/gospels/gerasa-gadara-gergesa-from-where-did-the-pigs-stampede/#fnref:8

17Bruce M. Metzger, A Textual Commentary On The Greek New Testament, 23.

18Origen, Commentary on the Gospel according to John – Books 1-10, peny., Thomas P. Halton, penj., Ronald E. Heine, Vol. 80, The Fathers of the Church (Washington DC: Catholic University of America Press, 1989), 226

19Ronald F. Youngblood, New Illustrated Bible Dictionary (Nashville, Tennessee: Thomas Nelson Publishers, 1995).

20Donald. A. Hagner, Word Biblical Commentary Volume 33A Matthew 1-13 (Dallas: Word Book Publisher, 1993), 224.

21Vassilios Tzaferis, New Archaeological Finds From Kursi-Gergesa Journal ‘Atiqot [ES] 79, 2014. 175-197.

22Joel Marcus, The Anchor Yale Bible: Mark 1–8 A New Translation with Introduction and Commentary (New Haven and London: Yale University Press, 2008), 342.

23C. E. B. Cranfield, Cambridge Greek Testament Commentary: The Gospel According To Saint Mark (United Kingdom: Cambridge University Press, 1959), 176.

24William Barclay, The Gospel Of Matthew - Volume 1 Chapters 1-10, 320.

25Robert A. Guelich, Word Biblical Commentary Volume 34A Mark 1–8:26 (Dallas: Word Books Publisher, 1989), 288-289
Simon Ganesa
Hi! simonganesha.com adalah tempat saya menuangkan buah pikir saya terkait dengan Teologi dan isu-isu teks Alkitab—juga tempat untuk mendokumentasikan apa yang sudah dan sedang saya pelajari tentangnya dari sudat pandang Teologi Biblika—Injili, sehingga saya bisa review dan mengembangkan pemikiran saya.

Kalian dapat mendukung saya dengan mengunjungi dan membagikan simonganesha.com ke banyak orang.

Terima kasih sudah mengunjungi simonganesha.com, Tuhan memberkati.

5 komentar

  1. Anonim
    Anonim 4/11/22 16:01

    Sangat membantu

    Reply
  2. Anonim
    Anonim 5/11/22 05:36

    Bang, tuliskanlah yang bagus bagus kayak gini di Jurnal Ilmiah OJS Sinta lah bang.

    Reply
    • Anonim
      Anonim 5/11/22 07:07

      Belum sanggup untuk ke jurnal sinta. Ilmunya belum memadai :(

  3. Anonim
    Anonim 5/11/22 16:18

    Sangat membantu dan bisa dipakai untuk belajar Alkitab nih.

    Reply
  4. Anonim
    Anonim 9/3/23 12:11

    Luar biasa pembahasannya

    Reply